18 Agu 2010

PostHeaderIcon Kesaksian Penyembuhan

PENDERITA KISTA ENDOMETRIOSIS SEMBUH DENGAN MENJADI PRAKTISI REIKI TUMMO
Pengalaman Ibu Telly Fung (52 tahun) dari Jakarta

Saya mengikuti Lokakarya Rei Ki Tummo karena saya mengalami gangguan kesehatan, walaupun saya sudah dapat menerima rasa sakit sebagai suatu yang harus saya jalani, saya sudah dapat berdamai dengan rasa sakit tersebut.

Awal gangguan kesehatan dimulai pada tahun 1995, diawali dengan rasa sakit pada saat haid, yang menurut dokter diakibatkan oleh adanya kista endometriosis. Dokter menyarankan untuk melakukan terapi dengan suntikan Tapros sebanyak 5 kali. Harga obat tersebut cukup mahal saat itu, yaitu sekitar Rp. 500 ribu/suntikan. Setelah suntikan ke-4, ternyata saya mengalami alergi sehingga terapi dengan suntikan Tapros diganti dengan meminum pil penunda haid, Primolut N. Pil tersebut sering diminum oleh para wanita yang menunaikan ibadah haji. Hal ini berlangsung sejak tahun 1996 s/d 2004 (8 tahun). Pertengahan tahun 2000 penyakit saya bertambah dengan adanya adenomiosis di dalam rahim berdiameter 3,1 cm.

Saya mengikuti Lokakarya Rei Ki Tummo pertama kali pada tanggal 31 Agustus 2003, dan saya sudah melakukan latihan-latihan yang dipelajari setiap hari (misalnya peyaluran energi ke diri sendiri). Pertengahan Oktober 2004 saya menjalani kontrol rutin dan atas saran dokter, pil Primolut N agar dihentikan.Saya harus membiarkan haid datang kembali. Pada saat di-USG, ternyata adeno hanya tinggal berukuran 1,9 cm yang menurut dokter normal. Kista endometriosispun sudah lenyap!
Setelah pil Primolut dihentikan, pada tanggal 5 November 2003 saya sempat merasa nyeri di perut dan saya menghubungi dokter, tetapi karena dokternya sedang ke Luar Negeri untuk menghadiri konferensi, akhirnya saya minta tolong untuk diberikan penyaluran energi secara jarak jauh oleh alumni Rei Ki Tummo yang lain (Ibu Retna) dan rasa nyeri hilang. Namun karena khawatir, saya tetap memeriksakan diri ke asisten dokter. Hasil analisa dokter adalah bahwa nyeri ditimbulkan oleh gejala akan pecahnya sel telur (masa subur). Dua minggu setelah hal tersebut, saya mengalami haid lagi tanpa rasa nyeri, dimana merupakan haid pertama setelah mengkonsumsi pil penunda haid selama 8 tahun, dan saya merasakan seperti mendapat ‘mukjizat’ dengan kejadian itu! Saya menjadi seorang wanita normal lagi, saya sangat bahagia dan sangat bersyukur, merasakan bahwa Tuhan sangat menyayangi saya dengan memberikan jalan kesembuhan melalui Rei Ki Tummo.

PENDERITA INFEKSI PADA RETINA SEMBUH DENGAN TEKNIK REIKI TUMMO

Pengalaman Bpk. Kastawi (34 tahun) dari Demak

Saya seorang pria berusia 34 tahun dan bekerja sebagai karyawan pabrik. Pada awal tahun 2004 saya menderita sakit pada mata sebelah kiri dan sudah 3 kali berobat ke dokter spesialis mata di rumah sakit Wiliam Booth Semarang, dan kesimpulannya adalah bahwa saya menderita infeksi pada retina, sehingga retina mengalami kerusakan/cacat. Hal ini mengakibatkan saya hanya dapat melihat dengan jarak pandang hanya satu meter, itupun dengan kondisi tidak jelas/sangat kabur. Dokter hanya menyarankan saya untuk berpasrah kepada Tuhan YME, karena menurut dokter, sakit mata saya tidak dapat disembuhkan oleh dokter dan obat.

Namun Tuhan menghendaki lain, ketika saya menceritakan keluhan saya pada pimpinan saya, Bpk. Santoso, beliau memberikan bantuan dengan menyalurkan energi Rei Ki Tummo kepada saya.

Saat pertama kali penyaluran energi dilakukan, saya merasa kaki dan tangan saya kesemutan dan kepala terasa berat dan pening. Mata sakit terasa berdenyut-denyut. Setelah penyaluran kedua kalinya, terasa perubahan pada mata kiri saya. Mata kiri saya menjadi lebih ringan dan rasa pusing yang selama ini selalu saya rasakan agak berkurang. Pandangan mata saya mulai membaik, menjadi lebih jelas. Pada penyaluran ketiga, terasa cukup banyak perubahan yang terjadi. Mata kiri saya mulai dapat melihat benda-benda yang ada di sekitar, namun masih belum dapat dipakai untuk membaca koran/majalah. Pada penyaluran ke-4 hasilnya semakin baik lagi, saya mulai dapat membaca tulisan yang besar-besar pada koran. Pada penyaluran ke-5, saya mulai dapat membaca semua tulisan pada koran/majalah walaupun masih belum jelas betul, namun bagi saya hal ini sangat luar biasa dan membuat hati saya sangat gembira dengan semua perubahan ini. Pada penyaluran ke-6 pandangan mata saya menjadi semakin jelas walau belum sempurna betul.

Memang dengan penyaluran energi memakai teknik Rei Ki Tummo seperti yang dilakukan oleh Bpk. Santoso ternyata saya dapat sembuh dari sakit yang sudah dikatakan dokter tidak bisa diobati. Terima kasih Tuhan, atas semua berkat ini.

PENDERITA TUMOR KANDUNG KEMIH SEMBUH DENGAN TEKNIK REIKI TUMMO

Pengalaman Ibu Fatimah (75 tahun) dari Pontianak

Saya adalah seorang ibu yang sekarang berumur 70 tahun, 7 tahun yang lalu (2002) saya mengalami kesulitan buang air kencing karena ada tumor pada kandung kemih saya. Dari hasil biopsy oleh dokter, saya dinyatakan menderita tumor/kanker pada kantong kencing stadium II. Hal ini terjadi pada bulan april 2002 dan sampai bulan november 2002, saya sudah menjalani operasi, hasilnya walaupun sudah operasi saya tetap harus memakai selang kencing. Dapat dibayangkan menderitanya saya selama 7 bulan, setiap hari memakai selang kencing dan setiap seminggu sekali harus diganti baru.

Selama saya mengalami hal ini, emosi saya jadi meningkat, sering gelisah dan tidak dapat tidur nyenyak. Dokter menyarankan saya untuk melakukan operasi setiap 4 bulan sekali! Bayangkan, sebagai pensiunan janda, saya tidak mungkin melaksanakan saran tersebut karena setiap kali operasi, dibutuhkan biaya sekitar 5-8 juta rupiah belum termasuk obatnya.

Dalam keputusasaan ini saya sudah berobat ke mana-mana (dukun, sinsang, tabib, akupuntur, penyembuh alternatif lain), hasilnya sama saja, kencing masih sulit dan selang kencing tidak bisa dilepas. Sampai akhirnya menantu saya membawa seorang temannya yang merupakan praktisi Rei Ki Tummo pada akhir 2002 daan memberikan penyaluran enrgi Rei Ki Tummo kepada saya.

Setelah penyaluran energi yang pertama (hanya 15 menit), malamnya saya sudah dapat tidur dengan nyenyak dan tidak gelisah, karenanya saya lanjutkan untuk mendapat penyaluran energi Rei Ki Tummo secara teratur. Pada penyaluran energi ke-20, kencing saya merembes keluar selang, dan pada penyaluran energi Rei Ki Tummo yang ke-30 selang kencing saya cabut dan dapat kencing normal. Pada penyaluran energi ke-50 di bulan januari 2003, hasil USG pada dokter Radiologi menyatakan tumor pada tubuh sudah mengecil (tinggal sedikit), dan pada penyaluran energi Rei Ki Tummo yang ke-90 pada akhir april 2003, pemeriksaan oleh dokter spesialis bedah menyatakan bahwa secara klinis tumor yang saya derita sudah hilang. Terima kasih Tuhan, atas semua berkat dan kesembuhan melalui teknik Rei Ki Tummo.

PENDERITA TUMOR DAN POLIP SEMBUH DENGAN TEKNIK REIKI TUMMO

Pengalaman Ny. Praningsih (52 tahun) dari Semarang

Pada bulan Juni 2001 saya menjalani operasi pengangkatan kandungan, tapi satu tahun kemudian ternyata tumbuh polip lagi. Akibatnya saya sering pendarahan, nafsu makan menurun, sering kedinginan, jantung berdebar-debar, dan selalu merasa ketakutan. Dokter menyarankan agar saya menjalani operasi lagi dan sudah direncanakan pada Januari 2003.

Melalui acara interaktif di TVRI Semarang pada akhir Desember 2002 saya mengetahui tentang Reiki Tummo dan merasakan penyaluran energi yang diberikan secara jarak jauh pada acara tersebut, dan langsung saya bisa merasakan energi masuk ke tubuh, dan badan terasa bergetar selama menerima penyaluran.

Dari pengalaman tersebut, akhirnya saya menghubungi klinik Sosial Reiki Tummo yang ada di Semarang dan menjalani terapi penyaluran energi dengan teknik Rei Ki Tummo. Setelah tiga kali menerima penyaluran energi, ternyata polip saya mengecil dan menurut dokter tidak perlu lagi operasi seperti rencana semula.

Saya tetap melanjutkan untuk menerima penyaluran enrgi dengan Rei Ki Tummo seminggu 2 kali, dan hasilnya pendarahan berangsur-angsur hilang, nafsu makan pulih, berat badan normal lagi, badan terasa hangat dan segar, jantung tidak lagi berdebar-debar, rasa tenang dan senang menyelimuti diri sehingga sebagai ibu rumah tangga bisa mengerjakan tugas rutin harian tanpa rasa lelah.

Selain kondisi fisik saya yang normal lagi, saya juga merasakan sesuatu yang luar biasa, yaitu kondisi hati atau perasaan yang menjadi semakin baik, bisa merasakan terharu, lega, juga bisa lebih di hati, sehingga setiap menjalankan sholat tahajud, saya merasa sangat dekat dengan Tuhan dan selalu diikuti dengan menangis terharu.

Sumber : Warta Padmajaya (forum silaturahmi antar alumni Yayasan Padmajaya Indonesia)

0 komentar:

Posting Komentar

Translate this site

About Me

Foto Saya
spiritualkita
Aku Bukan Orang Suci..bukan pula golongan cerdik pandai..dan juga bukan orang bijak bestari..aku hanya se orang yang masih berjuang untuk sadar
Lihat profil lengkapku

BUKU TAMU

Blog Archive

Diberdayakan oleh Blogger.

Search

Followers

visitors